Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Konsumsi Serat Buah Dan Sayur Pada Remaja Sma Uswatun Hasanah Jakarta-Timur 2018
DOI:
https://doi.org/10.58813/stikesbpi.v4i2.32Keywords:
Konsumsi serat, buah, sayurAbstract
Saat ini telah terjadi pergeseran utama dalam penyebab kematian dan kesakitan di Indonesia. Penyakit infeksi yang selalu menjadi penyebab utama kejadian kesakitan dan kematian mulai bergeser dan diganti oleh penyakit degeneratif seperti penyaakit jantung, hipertensi, kencing manis, hiperkolesterol, peningkatan asam urat dan kanker serta penyakit degeneratif lain. Di Indonesia laporan kasus kanker kolon juga sudah mulai banyak, misalnya di ruang endoskopi RSCM adalah sebanyak 224 kasus kanker usus besar selama periode 1996 - 2001. Jumlah kasus terbanyak, yaitu 50 pasien terdapat pada tahun 2001 dengan rata-rata umur 53.8 tahun (Waspodo, 2001). Tujuan Penelitian ini adalah Diketahuinya informasi mengenai fakor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi serat pada remaj di SMA Uswatun Hasanah di Jakarta Timur tahun 2018. Penelitian ini merupkan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional study untuk mengetahi hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi serat pada remaja di SMU Uswatun Hasanah Jakarta Timur pada bulan april 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1dan 2 SMU Uswatun Hasanah Jakarta Timur. Jumlah kelas 1 adalah (88) orang dan jumlah siswa kelas 2 adalah (110) orang, sehingga jumlah poplasi pada penelitian ini adalah (198) orang. penelitian konsumsi serat yang berdasarkan pada jenis kelamin yaitu jenis kelamin laki—laki 35 (53%), jenis kelamin perempuan 31 (47%). Dari hasil penelitian tersebut, ternyata remaja laki—laki lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan. Hasil ini menunjukan tidak adanya hubungan yang berarti antara jenis kelamin dengan konsumsi serat. Umur responden dalam penelitian ini menunjukan bahwa umur < 16 tahun (28,8%), sedangkan umur > 16 tahun (71,2%). Umur remaja > 16 tahun lebih besar di bandingkan dengan umur remaja < 16 tahun. Dari hasil penelitian ini tidak di temukannya hubungan yang bermakna antara umur remaja dengan konsumsi serat. Pengetahuan gizi remaja dalam penelitian ini menunjukan tingkat kerendahan pengetahuan remaja lebih besar 52 (78,8%) dibandingkan dengan tingkat pengetahuan remaja yang tinggi lebih rendah 14 (21,2%). Hasil penelitian konsumsi serat berdasarkan tingkat pengetahuan remaja tidah di temukannya hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan konsumsi serat pada remaja. pada penelitian ini pendidikan ibu yang cukup tinggi tidak berhubungan dengan konsumsi serat, walaupun persentase menunjukan 83,8% di bandingkan dengan pendidikan ibu rendah persentase menunjukan 16,7%, mungkin karena sampelnya yang berbeda dan anak dapat memilih makannya sendiri di luar lingkungan rumah mereka. Persentase remaja dengan tingkat konsumsi buah kadang—kadang 32 (48,5%), sedangkan yang sering sebesar 34 (51,5%). Hasil penelitian ini menunjukan tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara konsumsi buah dengan konsumsi serat.
Kata kunci : Konsumsi Serat, Buah, Sayur